Real Madrid Mengalami Paceklik Gelar setelah Kalah dari Paris Saint Germain (PSG) di Semifinal
Real Madrid mengakhiri musim 2024/2025 dengan kekecewaan mendalam. Harapan untuk mengangkat trofi Piala Dunia Antarklub pupus sudah setelah mereka dibantai habis-habisan oleh Paris Saint-Germain (PSG) di babak semifinal. Laga yang digelar pada Kamis (10/7/2025) itu berakhir dengan skor telak 0-4 untuk kemenangan wakil Prancis.
Kekalahan ini bukan hanya membuat Real Madrid gagal meraih gelar juara dunia, tetapi juga menjadi penutup tragis dari perjalanan mereka sepanjang musim yang penuh tekanan dan kritik. Musim ini memang terasa sangat berat bagi para penggemar dan pemain Los Blancos. Tidak hanya sekali atau dua kali, Real Madrid mengalami serangkaian kekalahan memalukan, terutama dalam laga-laga penting seperti El Clasico, Liga Champions, dan kompetisi domestik lainnya.
Di bawah ini adalah rangkuman kekalahan-kekalahan terburuk yang diderita Real Madrid sepanjang musim 2024/2025. Setiap hasil negatif ini bukan hanya menggoreskan luka di hati fans, tapi juga memperlihatkan kelemahan struktural dalam skuad dan strategi tim.
1. Real Madrid 0-4 Barcelona
Empat gol Barca dicetak oleh Robert Lewandowski (dua gol), Lamine Yamal, dan Raphinha. Kekalahan ini tidak hanya memalukan karena terjadi di kandang sendiri, tetapi juga mengakhiri rekor tak terkalahkan Madrid dalam 42 pertandingan di semua kompetisi.
Pertahanan Madrid tampak rapuh, komunikasi antar pemain belakang kacau, dan lini depan gagal menciptakan peluang berbahaya. Hasil ini menjadi titik balik musim, di mana krisis perlahan mulai terasa. Carlo Ancelotti yang saat itu masih menjabat sebagai pelatih harus menghadapi kritik tajam dari media dan suporter.
2. Barcelona 5-2 Real Madrid
Meski sempat unggul lebih dulu melalui Kylian Mbappé, Real Madrid justru dibobol lima kali oleh Barcelona. Gol-gol Blaugrana dicetak oleh Lamine Yamal, Robert Lewandowski (penalti), Raphinha (dua gol), dan Alejandro Balde. Rodrygo sempat mencetak gol hiburan dari tendangan bebas, tapi hasil akhir 5-2 menjadi pukulan menyakitkan lainnya.
Kekalahan ini menegaskan bahwa Madrid benar-benar kesulitan saat menghadapi rival abadinya musim ini. Permainan mereka terlihat mudah ditebak dan tidak mampu merespons tekanan tinggi dari lawan. Pertahanan sekali lagi menjadi sorotan, terutama karena lini belakang tampak kehilangan koordinasi saat menghadapi serangan cepat.
3. Arsenal 3-0 Real Madrid
The Gunners, di sisi lain, tampil sangat solid dan disiplin. Declan Rice mencetak dua gol, salah satunya melalui tendangan bebas yang mengarah tepat ke pojok gawang, sementara satu gol lagi disumbangkan oleh Mikel Merino. Skor akhir 3-0 mencerminkan betapa dominannya Arsenal sepanjang pertandingan.
Madrid gagal mencetak satu pun tembakan tepat sasaran sepanjang babak pertama, dan hanya memiliki satu peluang emas di menit akhir itu pun gagal dimanfaatkan. Di leg kedua yang berlangsung di Santiago Bernabeu, Madrid kembali kalah dengan skor 1-2. Dengan agregat akhir 1-5, mereka harus angkat koper dari kompetisi Eropa dengan kepala tertunduk.
4. PSG 4-0 Real Madrid
Gonçalo Ramos menambah luka Madrid dengan gol penutup di menit-menit akhir. Dari awal pertandingan, Madrid terlihat seperti tim tanpa arah. Lini tengah mereka tidak mampu mengimbangi tekanan dari PSG, sementara lini pertahanan kembali tampil buruk.
Ini menjadi debut yang menyakitkan bagi Xabi Alonso sebagai pelatih baru Madrid di ajang besar. Harapan untuk menutup musim dengan gelar bergengsi pupus begitu saja. Banyak pihak mulai meragukan arah proyek jangka panjang yang sedang dibangun, terutama setelah transisi dari Ancelotti ke Alonso tak langsung membawa hasil positif.
Apa yang Salah dengan Real Madrid Musim Ini?
Jika ditarik garis besar, musim 2024/2025 menunjukkan bahwa Real Madrid masih menghadapi masalah struktural dalam skuad mereka. Meski memiliki pemain-pemain bintang seperti Jude Bellingham, Kylian Mbappé, dan Rodrygo, performa tim secara kolektif belum solid. Banyak laga penting justru diwarnai oleh kesalahan individu, kurangnya kreativitas di lini tengah, serta minimnya kedalaman skuad saat rotasi diperlukan.
Faktor cedera juga sempat menghantui, terutama di lini belakang yang membuat Madrid harus bermain dengan kombinasi pemain yang kurang optimal. Selain itu, perubahan pelatih di tengah musim turut mempengaruhi kestabilan tim.
Evaluasi Menyeluruh Dibutuhkan
Real Madrid harus menjadikan musim ini sebagai pelajaran penting. Kekalahan demi kekalahan yang menyakitkan, khususnya dari rival berat seperti Barcelona dan PSG menunjukkan bahwa klub sebesar El Real pun tidak kebal dari krisis performa. Evaluasi besar-besaran perlu dilakukan, baik dari sisi manajemen, strategi kepelatihan, hingga perekrutan pemain.
Fans tentunya berharap bahwa musim depan akan menjadi awal kebangkitan, bukan lanjutan dari penurunan prestasi. Dan bagi Xabi Alonso, musim depan akan menjadi ujian besar, apakah ia mampu membalikkan keadaan dan mengembalikan Madrid ke jalur kejayaan? Kita tunggu jawabannya.
Post a Comment